Ada sejumlah kesimpang siuran seputar efek mengonsumsi susu untuk penyakit kanker. Beberapa pandangan melihat susu justru berbahaya untuk penderita kanker. Sedang pada pandangan lain, susu dianggap baik dikonsumsi penderita kanker karena membantu menjaga kebugaran tubuh mereka. Jadi yang mana sebenarnya yang tepat? Penjelasan deherba berikut ini bisa membantu Anda menemukan jawaban.
Pandangan pakar seputar susu untuk kanker
Pola makan sejatinya memiliki peran cukup kuat terhadap perkembangan kanker. Hal ini disepakati seluruh pakar onkologi bahwa pola makan tidak sehat meningkatkan potensi seseorang mengidap kanker.
Hanya saja, pakar tidak menemukan kata sepakat untuk menjelaskan apakah susu termasuk sepenuhnya sehat. Atau justru sebaliknya, apakah susu justru dapat menjadi salah satu aspek yang meningkatkan resiko kanker pada seseorang.
Di satu sisi, dijelaskan susu mungkin dapat menjadi penyebab kanker. Sebagaimana telah diungkap dalam The World Journal of Men’s Health tahun 2011. Dikatakan bahwa dalam susu terdapat sejumlah unsur asam amino yang dapat bekerja menjadi karsinogen dalam tubuh.
Namun pada sisi lain, Nutritionanal tahun 2016 melihat bahwa unsur karsinogen pada susu tidak cukup tinggi untuk signifikan menyebabkan kanker. Sehingga pandangan ini seolah membantah pandangan yang sebelumnya telah diungkapkan.
Susu Memiliki Nutrisi yang Tinggi
Susu dikenal kaya akan nutrisi, dan tidak dipungkiri susu akan membantu menjaga kesehatan penderita kanker. Mengingat pada umumnya penderita kanker akan mengalami penurunan kondisi, malnutrisi dan kerusakan organ yang menyebabkan tubuh membutuhkan asupan nutrisi ekstra dari pada seharusnya.
Dan dalam hal ini susu sebenarnya tetap dapat dianggap sebagai sumber nutrisi yang disarankan. Bahkan pada orang dewasa sehat, susu sebaiknya dikonsumsi pada kisaran 250 cc setiap hari. Ini berdasarkan American Journal of Clinical Nutrition tahun 2014. Kandungan vitamin D, lemak, protein, kalsium dalam susu masih menjadi salah satu yang terbaik.
Mengonsumsi susu akan membantu mensuplai sejumlah unsur mineral dalam tubuh. Juga terbukti akan membantu meningkatkan produksi insulin. Sehingga sebenarnya akan cukup baik dikonsumsi penderita diabetes.
Pengaruh buruk susu untuk penyakit kanker
Namun catatan tetap disertakan ketika bicara soal asupan susu. Dijelaskan, susu memiliki efek cukup besar terhadap pembentukan hormon. Unsur lemak di dalamnya dapat mempengaruhi produksi hormon dan mempengaruhi keseimbangan hormon dalam tubuh.
Sehingga pada tingkatan tertentu, pria dan wanita dalam masa puber serta dewasa disarankan untuk mengendalikan asupan susu. Karena dikhawatirkan dapat mempengaruhi keseimbangan hormonal dalam tubuh mereka. Dan masalah hormonal secara langsung dapat dikaitkan dengan kanker payudara, kanker organ reproduksi seperti kanker rahim dan kanker ovarium. Juga dapat dikaitkan dengan kanker prostat.
Selain itu, unsur casein dalam susu juga dikhawatirkan dapat bekerja sebagai karsinogen. Aspek ini termasuk yang menjadi objek yang kerap didebatkan oleh sejumlah pakar. Apakah casein dalam susu cukup signifikan menyebabkan kanker. Untuk menjadi karsinogen, casein harus berada pada prosentasi 20%. Sedang kadar casein dalam susu jauh berada di bawah dari level tersebut.
Justru casein berperan penting untuk kesehatan tubuh. Dan dalam pandangan lain dijelaskan memiliki potensi membantu meredam efek kemoterapi. Membantu menjaga massa otot sehingga pasien tetap memiliki otot yang lebih fit meski menjalankan terapi dalam jangka panjang.
Pandangan lain tentang efek susu untuk penyakit kanker adalah keberadaan kalsium dan senyawa Insulin-Like Growth Factor 1 (IGF-1) yang bekerja mendorong produksi insulin. Karena kalsium berlebihan juga bisa berbahaya untuk memicu kanker. Demikian pula dengan insulin yang kerap kali berasosiasi dengan kanker.
Dari gambaran ini dapat dilihat bahwa susu memiliki pengaruh cukup beragam untuk penyakit kanker. Dapat membantu menjaga kebugaran penderita kanker. Tetapi dalam situasi tertentu juga mungkin berbahaya untuk penderita kanker.