Resiko Cryptocurrency Menurut Bank of England

Di lebih dari satu tahun belakangan ini, banyak masyarakat khususnya netizen membahas berkenaan Cryptocurrency. Tren teknologi membuatnya semakin hype dikarenakan menjadi salah satu teknologi baru dalam dunia bisnis. Sebenarnya apa itu Cryptocurrency dan mengapa Bank of England mengutarakan lebih dari satu efek di sedang trennya belakangan ini?

Apa itu Cryptocurrency?

Cryptocurrency adalah mata duit dalam wujud apapun yang ada, tersedia, dan digunakan secara digital atau virtual sebagai alat transaksi yang lebih aman. Meski dikatakan sebagai sarana pembayaran digital, mamun Cryptocurrency tidak sama bersama mobile banking, atau online payment. Cryptocurrency memiliki algoritmanya sendiri sebagai alat pembayaran.

Cryptocurrency tidak memiliki sebuah pengelola pusat ataupun otoritas legal dalam negara layaknya halnya Otoritas Jasa Keuangan atau Bank Indonesia di negara kita maupun versi sama di negara lain. Ada peraturan tersendiri yang berwujud desentralisasi termasuk laporan transaksi.

Seperti halnya currency atau mata duit yang berlaku di beraneka negara, Cryptocurrency termasuk memiliki banyak jenis mata uangnya dan bitcoin adalah salah satunya. Selain itu, lebih dari satu diantara kamu barangkali dulu mendengar berkenaan Ethereum, Dogecoin, Bitcoin Cash, dan lain sebagainya.

 

Bagaimana Menggunakan Cryptocurrency? 

Cara menggunakan Cryptocurrency sebenarnya memiliki persamaan dengan mata uang yang digunakan di dunia nyata. Hanya saja, transaksi yang dilakukan menggunakan Cryptocurrency berlangsung peer to peer tanpa perantara. Hanya ada pengirim dan penerima.

Kamu bisa menggunakan cryptocurrency untuk bertukar jasa, membeli barang, bahkan hingga melakukan investasi. Bagaimana cara mendapatkan mata uang Cryptocurrency? Kamu bisa masuk ke situs – situs penyedia Cryptocurrency yang legal atau terdaftar di negara masing – masing seperti INDODAX dan PT Crypto Indonesia Berkat.Menurut efyei  Per 2021, terdapat 11 penyedia Cryptocurrency di Indonesia. Kamu bisa bertransaksi untuk mendapatkan Cryptocurrency disana.

Resiko Terbesar Cryptocurrency Menurut Bank of England? 

Lantas, apa saja resiko yang disampaikan oleh Bank of England terkait penggunaan Cryptocurrency yang hingga saat ini memang masih menjadi perbincangan di banyak negara? Tentunya, poin yang paling dianggap membahayakan adalah rusaknya tatanan finansial masyarakat akibat penggunaan Cryptocurrency. Setelah membaca penjelasan sebelumnya, satu poin yang bisa kita kaitkan dengan resiko ini adalah tidak adanya lembaga khusus yang mengawasi pergerakan Cryptocurrency seperti mata uang pada umumnya.

Bayangkan jika nilai Cryptocurrency mengalami perubahan yang signifikan, bayangkan apa yang akan terjadi dengan stabilitas suatu negara.

 

Bank of England melirik poin ini sebagai point utama. Meskipun saat ini belum banyak masyarakat UK terutama mereka dengan aset terbanyak menggunakan cryptocurrency, namun grafik tren mata uang virtual ini kian lama kian menarik perhatian. Tidak sedikit mereka yang sudah mulai tertarik. Pergerakan mereka dengan aset terbanyak tentu memberikan perubahan yang signifikan.

Penggunaan Cryptocurrency masih dalam tahap penjajakan, namun trennya meningkat pesat. Tren teknologi di segi ekonomi ini bergerak di berbagai jenis industri tak terkecuali yang berhubungan dengan sektor investasi. Jika tidak ada rencana pembentukan lembaga berwenang terhadapnya, maka kita akan sulit menghadapi pertumbuhannya yang semakin pesat dan cepat kedepannya. Kita harus memilih menggunakan atau meninggalkannya jika ingin stabilitas ekonomi tetap terjaga.