Pariwisata menjadi tidak benar satu sektor usaha yang paling pertama dan terpuruk selama pandemi virus korona. Tapi, beberapa entrepreneur wisata tidak patah arang menyikapi keadaan yang terjadi. Berbagai upaya mereka jalankan untuk dapat bertahan.
Hingga tercipta wisata yang memakai teknologi digital dengan kata lain virtual tour. Dalam kesibukan tur virtual, peserta dapat mendapat suguhan destinasi wisata yang dapat mereka menikmati lewat perangkat digital, dapat laptop atau gadget lainnya.
Selama tur, ada pemandu wisata (tour guide) yang dapat menyebutkan destinasi wisata itu.
Menurut Irwan Thamrin, Founder dan Chief Executive Officer Wisata Sekolah, kemunculan wisata virtual tidak lepas dari tren pertemuan secara digital atawa webinar, baik lewat aplikasi Zoom, Hangout, ataupun Google Meet.
Pebisnis wisata akhirnya memakai kesibukan webinar ini untuk menyajikan tur virtual. “Kalau webinar kan hanya satu tempat, namun virtual tour dapat beberapa tempat.Irwan pun coba menyebabkan layanan tur virtual ke beberapa daerah wisata.
Langkah ini demi mendongkrak kinerja usahanya yang anjlok hingga 90% selama pandemi virus korona dan terpaksa merumahkan lima karyawan hingga tersisa tiga pekerja saja.
Layanan tur virtual mulai Irwan membuka pada pertengahan April selanjutnya dengan tema yang beragam. Setiap tema ia jalankan seminggu sekali. Ada yang bertema Jakarta Urban Asia, Geopark di Indonesia, wisata masjid tertua, wisata Pulau Penyengat di Bintan, wisata internasional di Jerman, dan wisata urban legend di Jakarta atau Bandung.
Ia membanderol tarif paket tur tersebut Rp 20.000 hingga Rp 30.000 per paket. Sekali menggelar paket layanan virtual tour, dia dapat menjaring 40 hingga 50 peserta.
Untuk menggelar tur virtual tersebut, Irwan menjalin kerjasama dengan pemandu wisata di daerah asal wisata. Jika ada peserta yang dambakan buah tangan dari daerah wisata itu, si pemandu dapat melayaninya. Tentu, Irwan berikan ongkos ke pemandu wisata.
Melihat hasil yang memadai itu, Irwan dapat menawarkan paket tur virtual ke sekolah-sekolah. Saat ini, tetap di dalam step penjajakan ke sekolah-sekolah, dengan harapan dapat berlangsung di th. ajaran baru nanti.
Tur virtual kini juga menjadi tidak benar satu layanan dari Blibli Tour & Travel. Menurut Vice President of Blibli Tour & Travel Category Theresia Magdalena, layanan tersebut baru beroperasi pada 1 Juni kemarin. “Ini bentuk perlindungan Blibli pada industri pariwisata di masa new normal.
etiap sesi, kuantitas peserta yang ikut umumnya 70 hingga 90 orang dengan durasi 60 menit. Tarifnya Rp 25.000-Rp 30.000 per orang untuk tur virtual domestik, dan yang luar negeri Rp 50.000-Rp 150.000. Blibli bekerjasama dengan beberapa pihak di kesibukan tur virtual ini.