Tiap manusia pasti mempunyai nafsu sebagai dasar atas semua soal atau tindakan yang dilaksanakannya, entahlah itu tindakan baik atau tindakan jelek seperti bahaya nafsu dalam keyakinan reliji. Nafsu sering kali diibaratkan dengan semua yang jelek seperti emosi atau keinginan yang terkait dengan seksual, sesungguhnya nafsu itu terlalu luas serta termasuk perihal. Nach kawan akrab, buat pahaminya seterusnya, baca pembahasan berikut berkenaan Macam Nafsu dalam keyakinan reliji bersama-sama pembicaraannya.
Imam al-Ghazali berucap, dalam melaksanakan ibadah pada Allah Swt, ‘abid (orang yang ibadah) diribetkan oleh penghambat-penghalang yang terdiri dari 4 ragam, adalah dunia, makhluk, setan dan nafsu.
Dia memperjelas jika ‘abid mesti melenyapkan pencegah-penghalang itu dari dianya lewat langkah apa saja, biar hingga pada artinya.
Di antara cara yang dikasihkan al-Ghazali buat hilangkan pencegah itu yakni melalui langkah zuhud di dunia, mengucilkan diri dari makhluk, memusuhi setan dan menundukkan nafsu.
Tetapi al-Ghazali mengaku kalau nafsu sebagai yang terberat dan paling hebat dari yang lainnya.
Dia tidak bisa ditaklukkan dengan 1 kali saja.
Maka dari itu, membutuhkan trick teristimewa yang bisa menundukkan nafsu lebih gampang. Trick yakni akal siasat yang menjumpai pemecahan bagus buat keluar persoalan yang sulit dengan tak sulit.
Hadapi kendala yang berat seperti nafsu memang semestinya gunakan trick yang tepat. Nafsu itu laksana lawan dalam selimut, yang paling susah dimusnahkan, lantaran dia ada pada diri kita.
Berlainan dengan 3 penghambat lainnya, semua ada di luar kita. Sebab itu, al-Ghazali mengaku kalau nafsu merupakan yang amat hebat dari 4 jenis pencegah beribadah itu.
Akan tetapi sebelumnya mencari lebih jauh, mesti terang lebih dahulu berkenaan inti nafsu yang bertujuan di sini.
Inti nafsu yang bertujuan di sini ialah satu faktor atau akar yang terdapat di manusia yang bawa pada kuat berang dan kuat syahwat.
Dalam bahasa lain, kerap dikatakan dengan arti nafsu kemarahan. Nafsu dengan pemahaman itu ialah tak bakal balik serta menjauhi Allah Swt, lantaran dia sebagai tentara setan.
Ciri-khas nafsu
Pahamilah, nafsu itu ada tujuh ragam bila disaksikan dari segi karakternya.
Tetapi dari segi keberadaannya, nafsu itu masih tetap cuman 1 saja.
Pertama, nafsu kemurkaan, ialah nafsu yang selalu memajukan manusia ke terburukan atau kemaksiatan.
Ke-2 , nafsu lawwamah, ialah nafsu yang udah jalankan perintah Allah serta jauhi larangannya, akan tetapi ada banyak terjatuh dalam kelakuan maksiat, hingga membuat selalu menyesali diri.
Ke-3 , nafsu mulhamah, adalah nafsu yang telah mengetahui kotoran-kotoran yang lembut seperti riya, ujub, angkuh, dengki, cinta dunia, dll daripada sejumlah penyakit batin, tetapi dia belum dapat membebaskan diri dari kotoran-kotoran lembut itu.
Ke-4, nafsu muthmainnah, adalah nafsu yang telah bersih dari kotoran-kotoran lembut dan sudah bertukar pembawaan-sifat tercelanya jadi pembawaan-sifat terpuji, telah beradab dengan moral Allah yang jamaliyah berwujud cinta-kasih, kurang kuat halus, kemuliaan, dll.
Di sini pertama kali satu orang sampai terhadap Allah, namun dia belum pula bersih dari kotoran-kotoran yang lembut sekali seperti syirik khafi serta cinta jadi pimpinan.
Ke-5, nafsu radhiyah adalah nafsu yang sudah tiba maqam fana, namun dia saat ini masih menyaksikan diri udah fana hingga bisa membawakannya ke riya.
Ke enam, nafsu mardhiyyah adalah nafsu yang udah fana dari fana dan udah terbenam dalam lautan tauhid.
Serta, ke-7 , nafsu kamilah, yakni nafsu yang udah prima (kamil).
Menurut kategorisasi nafsu itu, nafsu yang wajib ditaklukkan yaitu nafsu kemurkaan, lawwamah, serta mulhamah.
Tiga nafsu itu tidak masuk ke panggilan Allah Swt.
Hal semacam itu mengindikasikan jika tiga nafsu itu masihlah jauh dengan Allah, hingga belum memperoleh panggilan-Nya.
Dalam ayat itu, Allah cuman panggil nafsu muthmainnah, radhiyah, mardhiyyah, serta nafsu kamilah. Lantaran itu, tiga nafsu itu mesti ditundukkan biar mendapatkan panggilan Allah Swt dan jadi orang yang sukses dunia serta akhirat.
Manalagi dalam bulan puasa, bulan yang penuh keunggulan serta kelebihan dari Allah Swt
Bulan ini adalah bulan beribadah yang berlipat-lipat pahalanya untuk orang yang lakukan beribadah. Sebagaiman dimengerti jika dalam bulan puasa itu setan dibelenggu, tapi nafsu masih pada diri manusia.
Nafsu tersebut yang membikin beberapa orang yang berpuasa tidak sukses atau mungkin tidak prima. Karena itu, kewajiban buat orang yang berpuasa menaklukkan nafsu jahat itu biar dia dapat menempuh bulan puasa secara bagus.
Taklukkan nafsu
Menundukkan nafsu bukan persoalan simpel seperti diutarakan oleh Imam al-Ghazali.
Membutuhkan kiat pribadi untuk menaklukkan nafsu itu, di mana cara itu udah terjamin pada beberapa orang sufi dalam jihad mereka kuasai nafsu. Umpama Anda bisa kalahkan nafsu lawwamah melalui langkah menyudahi kekasihan serta mulai menghalalkan posisi itu, biarpun cuman lewat nikah siri oleh ustadz.
Antaranya cara yang udah dilukiskan oleh Ibnu Athaillah dalam kitabnya al-Hikam. Ibnu Athaillah yakni termasuk ulama yang produktif. Banyak kreasi yang udah dibuatnya, dalam area tasawuf, tafsiran, akidah, hadis, nahwu, serta kritikan fikih.
Akan halnya cara menundukkan nafsu yang diberi oleh Ibnu Athaillah dalam kitab al-Hikam ialah dengan mengetahui nafsu terlebih dahulu.
Mengetahui ajakan nafsu yakni secara memilah di antara ajakan nafsu dengan ajakan Allah.
Ibnu Athaillah berujar, “Seandainya ada dua hal yang tak terang buatmu, lihatlah mana pada ke-2 nya yang terberat untuk nafsu, lalu ikuti dia lantaran tidak berasa berat untuk nafsu terkecuali suatu hal yang betul.”
Dari kalam makna itu kelihatan ketaksamaan di antara ajakan Allah dengan ajakan nafsu. Ajakan Allah merupakan yang lebih berat dilakukan, sementara itu ajakan nafsu lebih gampang diselesaikan.
Dalam kegiatan keseharian, kita terus dililit oleh dua soal yang kabur untuk kita, apa melaksanakannya atau wafatkannya.
Contoh, lakukan shalat berjemaah di awal waktu, dengan melaksanakan shalat sendiri di akhir waktu.
Melakukan shalat berjemaah di awal waktu benar-benar berat untuk nafsu, lantaran menggangu kesantaiannya, kelalaiannya dan kesenangan atau kegiatan duniawinya. Sebab itu, ikuti ajakan Allah dan palingkan diri kamu dari ajakan nafsu itu dengan tegas.
Ajakan nafsu bukan hanya di yang terang berbalik dengan syariat, tetapi kadang ada juga dalam beribadah yang susah dikenal oleh umum manusia.
Di dalam perihal ini, Ibnu Athaillah berucap, “Antara tandanya ikuti udara nafsu yakni langsung kerjakan ibadah sunah, tapi malas menetapi ibadah penting”.
Banyak orang-orang malas dan berat mengerjakan beberapa ibadah penting lantaran umum manusia melakukan, karenanya nafsu berasa tak ada suatu hal yang lebih yang berbeda dengan lainnya buat memperoleh sanjungan.
Karena itu, cara taklukkan nafsu merupakan mengikut yang lebih berat ditangani, serta beralih dengan berani dari yang lebih mudah diselesaikan.
Mengutamakan yang semakin makin kuat hukumnya dari yang lebih enteng hukumnya meski banyak keutamaannya. Karenanya silahkan dalam bulan puasa ini, kita gunakan trick itu buat menundukkan nafsu, biar sehabis puasa kita masuk ke panggilan Allah Swt, sebagai halnya dikatakan.